JABARRAYA.COM – Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menepis pernyataan Calon Wakil Presiden RI Mahfud MD.
Dalam debat Pilpres 2024 kedua, Mahfud MD yang menyebut bahwa Ibu Kota Nusantara (IKN) minim investasi.
Menteri Bahlil menegaskan bahwa pernyataan tersebut keliru karena pada kenyataannya sudah banyak perusahaan yang berinvestasi di IKN.
Termasuk perusahaan dari luar negeri yang nilainya investasinya mencapai Rp50 triliun.
Baca Juga:
Kang Dedi Mulyadi Tanggapi Hasil Survei Indikator Politik yang Berhasil Tembus hingga 77 Persen
Golkar Sebut Pendamping Dedi Mulyadi Sebagai Cawagub Jawa Barat adalah Kader Golkar Ade Ginanjar
“Yang dari luar Indonesia sekarang sudah deal investasi dan sudah masuk sekitar kurang lebih Rp50 triliun,” kata Bahlil.
Lihat konten video lainnya, di sini: VIDEO: Cak Imin Mau Bikin 40 Kota Setara Jakarta Tapi Tolak IKN, Begini Tanggapan Gibran Rakabuming Raka
Bahlil menyampaikan saat menghadiri simposium bersama perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Pulau Jawa di Jakarta, Sabtu.
Bahlil menjabarkan bahwa investasi asing tersebut umumnya berasal dari perusahaan-perusahaan di Asia dan Eropa.
Baca Juga:
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono Tinjau Irigasi dan Temu Wicara Bersama Petani di Bandung
Perusahaan itu bergerak di sektor jasa, seperti perhotelan, mal, sarana pendidikan, dan rumah sakit.
Meski demikian, kata dia, investasi asing tersebut baru akan masuk pada kluster kedua setelah semua infrastruktur penunjang sudah selesai.
“Itu infrastrukturnya harus diselesaikan dahulu. Jadi, kluster pertama kebijakan kami adalah memprioritaskan investasi dalam negeri, mereka (investasi asing) masuk di kluster kedua,” katanya.
Selain investasi dari negara luar, IKN juga dikatakannya diminati oleh investor dari dalam negeri.
Baca Juga:
Hamzah Haz Meninggal Dunia, Wakil Presiden Ke-9 RI dan Mantan Ketua Umum PPP
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani Deklarasikan Bekas Sekpri Prabowo sebagai Calon Walikota Bandung
Kabupaten Bogor Disebut Gerindra Memiliki Masalah Kemasyarakatan, Termasuk Kemiskinan dan Stunting
Tercatat beberapa perusahaan besar seperti Mayapada dan Agung Sedayu Grup telah menanamkan investasinya di Ibu Kota Nusantara.
“Memang benar ada Agung Sedayu Grup, Mayapada. Agung Sedayu bahkan sudah 40—50 persen (progres pembangunan, red.) hotel bintang lima.”
“Kemudian ada juga rumah sakit dan sport center,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Bahlil juga menjelaskan skema pembiayaan pembangunan IKN berasal dari APBN dengan total nilai investasi Rp400 triliun—Rp560 triliun, tergantung pada seberapa besar kenaikan inflasinya.
“Nah, dari total itu 20 persen dibiayai APBN, dan itu dilakukan bukan 1 tahun 2 tahun, melainkan 15 sampai 20 tahun sisanya itu investasi,” ujar dia.***