JABARRAYA.COM – Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto mengungkap pelajaran dan hikmah atas kekalahannya saat mengikuti kontestasi Pilpres.
“Saya juga merasa, mungkin, ada maksudnya saya harus kalah dua kali. Biar Prabowo, kau belajar dulu,” ucap Prabowo.
Prabowo menyampaikan saat menghadiri acara Konsolidasi Posko Pemilih Prabowo-Gibran (Kopi Pagi) yang digelar di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Sabtu (16/12/2024).
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Bank Dunia yang Sebut Sebanyak 60,3 Persen Penduduk Indonesia Tergolong Miskin, Ini Tanggapan BPS

SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun kini, Ketua Umum Partai Gerindra tersebut mengaku sudah banyak belajar dan meyakini satu hal.
“Alhamdulillah saya sudah banyak belajar. Saya sekarang meyakini satu dalil yang sangat penting.”
Baca artikel lainnya di sini :Meski Ada Kekurangan, Prabowo Subianto Tegaskan Sistem Demokrasi di Indonesia Masih Berjalan
Baca Juga:
Respons Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Usai Rumahnya Digeledah oleh Tim Penyidik KPK
Prabowo Cek Langsung Warga Terdampak Banjir Bekasi, Beri Dukungan Moril dan Buka Puasa Bersama
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Angkat Bicara Soal Penyidikan KPK dalam Kasus Dugaan Korupsi Bank BJB
“Dalil yang saya menyesal tidak belajar sejak saya muda,” kata Prabowo.
Dalil itu, lanjutnya, berbunyi 1.000 kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak.
Artinya, pemimpin-pemimpin Indonesia, seluruh lapisan, sampai dengan relawan-relawan harus bekerja keras untuk mencari kawan, bukan mencari musuh.
Lihat juga konten video, di sini: Ziarah ke Makam Proklamator Bung Karno, Capres Prabowo Subianto: Beliau Mempersatukan Kita
Baca Juga:
Prabowo Subianto Imbau Harga Tiket Pesawat dan Haji Harus Turun: Rakyat Harapkan Hasil Nyata!
“Mencari musuh, membuat orang tidak suka sama kita, gampang. Tetapi mencari kawan, tidak gampang, sangat sulit.”
“Karena itu kita harus akui kepemimpinan, kenegarawanan pemimpin-pemimpin kita.”
“Pak Jokowi walaupun menang mengajak yang dikalahkan bersatu. Ini kenegarawanan. Ini leadership, ini kepemimpinan,” pesan Prabowo.
Lebih lanjut ia bercerita bagaimana terdapat pemimpin-pemimpin di luar negeri yang mempertanyakan keputusan Prabowo.
Untuk bergabung dengan pemerintahan Jokowi, meski sebelumnya mereka sempat menjadi rival.
“Yaa saya jawab, itulah Indonesia. Karena di Indonesia kita punya sifat kekeluargaan. Sifat kita adalah kekeluargaan, kita semua bersaudara.”
“Walaupun suku kita berbeda, walaupun mungkin agama kita berbeda, tetapi hati kita bersaudara.”.
“Kita bisa hidup bersama dan ini takdir kita,” pungkasnya.***