JABARRAYA.COM – Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto mengungkap pelajaran dan hikmah atas kekalahannya saat mengikuti kontestasi Pilpres.
“Saya juga merasa, mungkin, ada maksudnya saya harus kalah dua kali. Biar Prabowo, kau belajar dulu,” ucap Prabowo.
Prabowo menyampaikan saat menghadiri acara Konsolidasi Posko Pemilih Prabowo-Gibran (Kopi Pagi) yang digelar di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Sabtu (16/12/2024).
Namun kini, Ketua Umum Partai Gerindra tersebut mengaku sudah banyak belajar dan meyakini satu hal.
Baca Juga:
Kang Dedi Mulyadi Tanggapi Hasil Survei Indikator Politik yang Berhasil Tembus hingga 77 Persen
“Alhamdulillah saya sudah banyak belajar. Saya sekarang meyakini satu dalil yang sangat penting.”
Baca artikel lainnya di sini :Meski Ada Kekurangan, Prabowo Subianto Tegaskan Sistem Demokrasi di Indonesia Masih Berjalan
“Dalil yang saya menyesal tidak belajar sejak saya muda,” kata Prabowo.
Dalil itu, lanjutnya, berbunyi 1.000 kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak.
Baca Juga:
Golkar Sebut Pendamping Dedi Mulyadi Sebagai Cawagub Jawa Barat adalah Kader Golkar Ade Ginanjar
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono Tinjau Irigasi dan Temu Wicara Bersama Petani di Bandung
Artinya, pemimpin-pemimpin Indonesia, seluruh lapisan, sampai dengan relawan-relawan harus bekerja keras untuk mencari kawan, bukan mencari musuh.
Lihat juga konten video, di sini: Ziarah ke Makam Proklamator Bung Karno, Capres Prabowo Subianto: Beliau Mempersatukan Kita
“Mencari musuh, membuat orang tidak suka sama kita, gampang. Tetapi mencari kawan, tidak gampang, sangat sulit.”
“Karena itu kita harus akui kepemimpinan, kenegarawanan pemimpin-pemimpin kita.”
Baca Juga:
Hamzah Haz Meninggal Dunia, Wakil Presiden Ke-9 RI dan Mantan Ketua Umum PPP
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani Deklarasikan Bekas Sekpri Prabowo sebagai Calon Walikota Bandung
“Pak Jokowi walaupun menang mengajak yang dikalahkan bersatu. Ini kenegarawanan. Ini leadership, ini kepemimpinan,” pesan Prabowo.
Lebih lanjut ia bercerita bagaimana terdapat pemimpin-pemimpin di luar negeri yang mempertanyakan keputusan Prabowo.
Untuk bergabung dengan pemerintahan Jokowi, meski sebelumnya mereka sempat menjadi rival.
“Yaa saya jawab, itulah Indonesia. Karena di Indonesia kita punya sifat kekeluargaan. Sifat kita adalah kekeluargaan, kita semua bersaudara.”
“Walaupun suku kita berbeda, walaupun mungkin agama kita berbeda, tetapi hati kita bersaudara.”.
“Kita bisa hidup bersama dan ini takdir kita,” pungkasnya.***