Oleh: Achmad Nur Hidayat, MPP. (Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta dan CEO Narasi Institute)
INDONESIARAYA.CO.ID – Bravo! Aksi Bangsa Indonesia membela Palestina mendapatkan perhatian luas dari internasional.
Aksi pada Minggu 5 November 2023 disebut-sebut sebagai kebangkitan bangsa Indonesia untuk menjadi aktor aktif dalam urusan internasional yang hampir 50 tahun tertidur dalam urusan domestik semata.
Persatuan dalam Diversitas. Dalam dinamika politik yang sering kali dipenuhi oleh upaya saling menjatuhkan dan perbedaan pendapat, isu Palestina justru menjadi titik temu yang unik di mana semua pihak memiliki satu suara yang sama.
Baca Juga:
Prabowo Subianto Dorong Masyarakat untuk Memilih Sebagai Tanggung Jawab atas Masa Depan Bangsa
Prabowo Subianto Serahkan 8 Helikopter Baru H225M untuk TNI A untuk Perkokoh Pertahanan Indonesia
Sapu Langit Media Network Luncurkan Media Online 062.live – Portal Berita dengan Konten Khusus Video
Aksi bela Palestina yang diadakan telah menjadi manifestasi dari persatuan dan kebulatan suara tersebut, menunjukkan solidaritas yang murni dan tulus dari seluruh lapisan masyarakat.
Baca artikel lainnya di sini : Bikinportalberita.com Melayani Jasa Pembuatan Media Online yang Berkualitas dengan Paket Hemat
Demonstrasi Damai Skala Besar. Fakta bahwa 1,4 juta orang hadir dalam aksi bela Palestina, dengan mayoritas mengenakan pakaian hitam dan putih serta membawa atribut bernuansa Palestina.
Menunjukkan bangsa Indonesia sebagai bangsa besar yang memiliki kepedulian mendalam terhadap isu-isu global.
Baca Juga:
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani: Tidak Ada yang Instan dari Sosok Prabowo Subianto
Super Lengkap, Inilah 100-an Portal Berita yang Bermitra dengan Sapu Langit Communications
Salurkan Dana Kemanusiaan untuk Palestina Sebesar Rp1,5 Miliar, KFC Indonesia Gandeng PMI
Gema takbir dan selawat yang terdengar menandakan kesedihan yang mendalam dan solidaritas yang kuat dari rakyat Indonesia terhadap pembantaian yang terjadi di Palestina.
Kehadiran dan Dukungan Tokoh Nasional. Aksi ini dihadiri oleh berbagai tokoh nasional dan artis, aksi ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya memiliki suara yang kuat dalam isu ini.
Tetapi juga memiliki kepemimpinan yang bersedia berdiri di garis depan.
Dari Menag Yaqut Cholil Qoumas hingga Menlu Retno Marsudi, kehadiran mereka menegaskan bahwa Indonesia adalah pemain kunci yang harus dilibatkan dalam menyelesaikan persoalan geopolitik saat ini.
Baca Juga:
Prabowo Subianto Sebut Teruskan Pembangunan Negara Bukan Tugas Satu atau Dua Pihak
Tegaskan Komitmen terhadap Ketentuan Pemilu, Prabowo Subianto: Suara Rakyat yang Menentukan
Pesan Kemanusiaan dan Kedaulatan. Sekjen MUI Amirsyah Tambunan dan Ketua DPR Puan Maharani, dengan pernyataan mereka, menegaskan bahwa konflik di Gaza adalah masalah kemanusiaan dan kedaulatan.
Ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya berbicara, tetapi juga berkomitmen untuk mendorong dan mendukung kemerdekaan dan kedaulatan bangsa-bangsa.
Puisi Menlu Retno dan Solidaritas Indonesia. Puisi yang dibacakan oleh Menlu Retno Marsudi, “Palestina Saudaraku,” menambahkan sentuhan pribadi dan emosional yang mendalam.
Menunjukkan bahwa dukungan Indonesia terhadap Palestina adalah juga dukungan emosional dan budaya, bukan hanya politik.
Tertib dan Lingkungan yang Dijaga. Aksi yang berakhir dengan tertib dan minim sampah menunjukkan tingkat kedisiplinan dan kesadaran lingkungan yang tinggi dari masyarakat Indonesia.
Ini mencerminkan karakter bangsa yang bertanggung jawab dan terorganisir, yang penting dalam menyelesaikan isu-isu geopolitik yang lebih besar.
Refleksi Akhir. Kekompakan dalam menyikapi isu Palestina adalah wujud nyata dari prinsip-prinsip yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia.
Melalui sikap ini, Indonesia tidak hanya menunjukkan kesetiakawanan internasional, tetapi juga komitmen yang tak tergoyahkan.
Untuk mendukung perdamaian dan kemerdekaan sebagai dasar untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan beradab.
Aksi bela Palestina yang diadakan di Indonesia bukan hanya menunjukkan solidaritas untuk satu bangsa yang tertindas.
Tapi juga menjadi contoh bahwa suatu bangsa dapat bersatu dan berbicara dengan satu suara yang kuat meskipun dalam kondisi politik yang seringkali berubah-ubah dan penuh perhitungan.***